Meskipun squalene telah banyak diteliti karena sifat antioksidannya, mekanisme pasti bagaimana squalene bekerja sebagai antiinflamasi masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa squalene dapat memiliki efek antiinflamasi dengan cara berikut:
- Penghambatan Produksi Mediator Inflamasi: Squalene dapat menghambat produksi mediator inflamasi, seperti sitokin proinflamasi dan enzim proinflamasi. Misalnya, squalene telah ditunjukkan mampu menghambat produksi interleukin-6 (IL-6), tumor necrosis factor-alpha (TNF-α), dan enzim siklooksigenase-2 (COX-2), yang semuanya terlibat dalam respons peradangan.
- Penekanan Aktivasi Jalur Inflamasi: Squalene dapat mempengaruhi jalur-jalur signal inflamasi dalam tubuh. Misalnya, squalene telah ditunjukkan dapat menghambat aktivasi NF-kB (nuclear factor-kappa B), yang merupakan faktor transkripsi yang mengatur ekspresi gen proinflamasi. Dengan menghambat aktivasi NF-kB, squalene dapat membantu mengurangi respons inflamasi.
- Modulasi Respon Imun: Squalene dapat mempengaruhi respon imun dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa squalene dapat memodulasi aktivitas sel-sel imun, seperti sel T dan sel makrofag, yang berperan dalam respons inflamasi. Dengan mempengaruhi aktivitas sel-sel imun ini, squalene dapat membantu mengurangi peradangan.
Penting untuk dicatat bahwa mekanisme antiinflamasi squalene masih dalam tahap penelitian, dan lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami secara lebih mendalam bagaimana squalene berinteraksi dengan berbagai jalur inflamasi dalam tubuh.
Selain itu, penting untuk diingat bahwa efek squalene sebagai antiinflamasi dapat bervariasi tergantung pada dosis, bentuk squalene yang digunakan (misalnya, squalene murni atau ekstrak minyak ikan), serta kondisi kesehatan individu.
Konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi suplemen squalene atau mengandalkan sumber alami yang mengandung squalene untuk keperluan antiinflamasi.
